Pinus Merkusii

Tusam Sumatra (Pinus merkusii) merupakan tumbuhan runjung dengan daun berbentuk jarum. Bentuk pohonnya cenderung kerucut, dan memiliki percabangan dipangkal atas (walaupun terdapat variasi yang berbeda).

Pinus merkusii tumbuh secara alami di dataran tinggi Gayo. Pohon ini mendominasi hutan tropis pegunungan di Indonesia (khususnya di Sumatra) bagian barat pada ketinggian mulai dari 600 mdpl hingga sekitar 1.500 mdpl. Perum Perhutani membudidayakan Pinus merkusii di sejumlah tempat di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra untuk disadap getah batangnya.

Getah Pinus merkusii merupakan salah satu HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) yang dapat diolah menjadi gondorukem dan terpentin. Berdasarkan FAO (2010), Indonesia berada di urutan terbesar ke dua setelah Cina dalam perdagangan getah pinus internasional.


Getah Pinus Merkusii


Kegunaan Gondorukem yang selama ini dikenal awam adalah sebagai bahan proses pembuatan batik dan bahan untuk melekatkan patri atau solder. Namun kenyataannya, Gondorukem mempunyai kegunaan lain yang bernilai ekonomis tinggi yaitu untuk pelapis kertas, bahan additive, tinta printing, industri ban, isolasi alat elektronik, cat, vernis, plastik, sabun, semir sepatu, keramik, lem dan banyak lagi.

INFO : Pinus merkusii adalah satu-satunya Pinus asli Indonesia.

Pinus dapat tumbuh besar, mencapai ketinggian 25-45 meter dan diameter batang hingga 1 meter. Kulit batangnya berwarna merah, tebal dan pecah-pecah. Daunnya berbentuk runjung (jarum) berpasangan, sangat tipis ( kurang dari 1 mm), dan panjangnya sekitar 15-20 cm, warnanya selalu hijau di musim apapun (evergreen).


Daun Pinus Merkusii


Buahnya (Cone) berbentuk kerucut sempit, dengan panjang 5-8 cm dan lebar 2 cm, berwarna hijau pada saat muda dan coklat saat matang / tua. Buah akan terbuka pada saat mereka melepaskan benih. Benih memiliki panjang 5-6 mm, dengan sayap 15-20 mm, dan tersebar melalui angin.


Cone Pinus Merkusii


Pinus merkusii berkerabat dekat dengan Pinus tenasserim (Pinus latteri), yang tumbuh di Asia Tenggara, tepatnya di Myanmar dan Vietnam. Ini juga terkait dengan kelompok Pinus Mediterania seperti Pinus Aleppo dan Pinus Turki.